HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran
yang dibimbing oleh Bapak Puger Honggowiyono
Oleh:
Diafrahma (207533408582)
Sonny Triyo Wuriyanto (107533411083)
Ria Anisaa (207533408578)
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa menjumpai banyak hal baru tiap hari. Apalagi pada masa perkembangan teknologi global yang berjalan dengan sangat cepat, manusia dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi, sehingga secara otomatis atau tanpa kita sadari manusia selalu mempelajari hal-hal baru tiap hari.
Dari fenomena yang terjadi di atas maka akan kita temukan betapa pentingnya proses belajar dan pembelajaran pada manusia (utamanya pada anak didik). Masa pendidikan merupakan masa yang paling baik dalam hal perkembangan dan pertumbuhan anak, pada masa ini anak akan mendapatkan banyak pengetahuan baru baik dari lingkuyngan sekolah, keluarga maupun lingkungan bermainnya. Sehingga dalam proses belajar ini hendaknya anak selalu dituntun oleh guru, orang tua, dan masyarakat sekitar agar dia mengerti hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk. Hal ini dikarenakan belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan 3 hal pokok dalam perkembangan dan pertumbuhan peserta didik yang saling behubungan erat dan tidak dapat dipisahkan.
Sehingga dalam proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, orang tua, dan masyarakat, yang disampaikan kepada anak bukan hanya informasi atau pengetahuan semata, namun juga pengetahuan moral dan pesan-pesan sosial lain yang sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi individu yang baik dan bisa mencapai tujuan menjadi individu yang berkepribadian baik dan sehat seutuhnya.
Dengan demikian belajar dan pembelajaran adalah salah satu bagian yang paling penting dalam proses hidup tiap individu demi mencapai pribadi yang maju, cerdas, berkualitas dan juga memiliki kepribadian baik, sehingga dapat mensukseskan pembangunan nasional.
1.2 Rumusan Masalah
a)Apakah pengertian belajar dan pembelajaran?
b)Bagaimanakah ciri-ciri belajar dan pembelajaran?
c)Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dan pembelajaran?
d)Apakah tujuan belajar dan pembelajaran?
e)Apakah unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran?
1.2 Tujuan
a) Mendeskripsikan pengertian belajar dan pembelajaran.
b) Menjabarkan ciri-ciri belajar dan pembelajaran.
c) Menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dan pembelajaran.
d) Mendeskripsikan tujuan balajar dan pembelajaran.
e) Mendeskripsikan unsur-unsur dinamis belajar dan pembelajaran.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif individu terhadap lingkungan (pengalaman).
Definisi belajar menurut para ahli antara lain :
Menurut Gagne (1984), belajar merupakan kegiatan yang kompleks, yang kemudian didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Belajar juga diartikan sebagai seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Hasil belajar tersebut berupa kapabilitas, di mana setelah belajar indivudu akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah berasal dari :
• Stimulasi yang berasal dari lingkungan
• Proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar atau peserta didik.
Belajar terdiri dari 3 komponen penting yaitu, kondisi eksternal, kondisi internal, dan kondisi belajar. Dari sini dapat kita ketahui bahwa:
• Belajar merupakan proses interaksi antara “keadaan inetrnal dan proses kognitif siswa” dengan “stimulusdari lingkungan”.
• Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan sikap kognitif.
Sedangkan menurut Gagne, hasil belajar terdiri dari:
• Informasi verbal, yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lesan maupun tertulis. Pemilikan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.
• Keterampilan intelektual, yaitu kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dnegan lingkunagn hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi, dan prinsip.
• Strategi kognitif, yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan keidah dalam memecahkan masalah.
• Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
• Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Fase-fase Belajar, terdiri dari:
• Persiapan untuk belajar, pada tahap ini dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi.
• Perolehan dan unjuk perbuatan, tahap ini digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali dan respons, serta penguatan.
• Alih belajar, tahap ini meliputi pengisyartan untuk membangkitkan, dan pemberlakuan secara umum.
Menurut Skinner
Menurut Skinner, belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Dalam belajar ditemukan adanya hal-hal berikut:
• Kesempatan terjanya peristiwa yang menimbulkan resprons belajar.
• Respons dari pebelajar
• Konsekwensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekwensi tersebut, misal adamnya sanksi tertentu bagi siswa yang melanggar.
Skinner juga memiliki sebuah pandangan yang disebut dengan teori Skinner yang dapat digunakan oleh guru untuk menyusunprogram pembelajaran, dengan memperhatikan 2 hal penting, yaitu (a). Pemilihan stimulus yang deskriptif, (b). Penggunaan penguatan.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan sebagai berikut:
• Mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan peilaku siswa yang positif dan negatif. Perilaku negatif akan dihilangkan dan perilaku positif akan diperkuat.
• Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukan oleh siswa, perilaku yang ekna hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.
• Memilih dan menentukanurutan tingkahlaku yang dipelajari serta jenis penguatannya.
• Membuat program pembelajaran. Program pembelajran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil.
Menurut Piaget
Piaget menyatakan bahwa, pengetahuan dibentuk oleh individu, karena individu melakukan inetraksi terus menerus dengan lingkuangan. Namun karena lingkungan terus mengalami perubahan, maka fungsi intelek pun juga semakin berkembang.
Tahap-tahap perkembangan intelektual:
• Tahap seneori-motori (0-2 tahun)
Pada tahap ini, anak mengenal lingkungan dengan menggunakan kemampuan sensori dan motori atau dengan perantara alat indra.
• Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan mnggolong-golongkan.
• Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak dapat mengembangkan pikiran logis, namun kadang-kadang masih menyelesaikan masalah secara trial and erroe.
• Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap ini anak sudah dapat berfikir abstrak seperti orang dewasa.
Pengetahuan yang dibangun berupa pengetahuan fisik, penegtahuan logika-matematika, dan pengetahuan sosial. Belajar penegetahuan itu sendiri meliputi tiga fase, yaitu (a). fase eksplorasi (siswa mempelajari gejala dengan bimbingan), (b). Fase penegenalan konsep (siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala), (c). Fase aplikasi konsep (siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lai n lebih lanjut).
Pembelajaran terdiri dari 4 langkah, yaitu:
1) Menentukan topik ynag dapat dipelajari oleh anak sendiri. Penentuan topik etrsebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a) Pokok bahasan manakah yang cocok untuk eksperimentasi?
b) Topik manakah yang cocok untuk pemecahan masalah dalam situasi kelompok?
c) Topik mankah yang dapat disajikan pada tingkat manipulasi secara fisik sebelum secara verbal?
2) Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topik tersebut. Hal ini dibimbing dengan pertanyaan-pertanyaan misalnya:
a) Apakah aktivitas itu memberi kesempatan untuk melaksanakan metode eksperimen?
b) Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?
c) Dapatkah siswa membandingkan berbagai cara bernalar dalam mengikuti kegiatan di kelas?
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Bimbingan pertanyaan berupa:
a) Pertanyaan lanjut yang memencing pikiran seperti “ bagaimana jika?”
b) Membandingkan materi apakah yang cocok untuk menimbulkan pertanyaan spontan.
4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan melakukan revisi. Bimbingan pertanyaan seperti:
a) Segi kegiatan apakah yang menghasilkan minat dan keterlibatan siswa yang besar?
b) Segi kegiatan mankah yang tak menarik, dan apakah alternatifnya?
c) Apakah aktifitas itu memberi peluang untuk mengembangkan siasat baru untuk penelitian atau meningkatkan siasat yang sudah dipelajari?
d) Apakah kegiatan itu dapat dijadikan modal pembelajaran lebih lanjut?
Menurut Rogers
Rogers mengemukakan tentang pentingnya guru memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan, yaitu sebagai berukut:
a) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar hal-hal yagn tidak ada artinya.
b) Siswa akan mempelajari hal-hal yang berguan bagi dirinya.
c) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
d) Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerjasama dengan melakukan pengubahan diri terus menerus.
e) Belajar yang optimal terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.
f) Belajar mengalami (eksperiential learning) dapat etrjadi jika siswa mengevaluasi dirinya sendiri.
g) Belajar mengalami (eksperiential learning), menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh.
Saran-saran pembelajaran yang dikemukakan oleh Rogers meliputi:
a) Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar memilih belajar secara terstruktur.
b) Guru dan siswa membuat kontrak belajar.
c) Guru menggnakan metode inkuiri, atau belajar menemukan (discovery learning).
d) Guru menggunakan metode simulasi.
e) Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
f) Guru bertindak sebagia fasilitator.
g) Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram,agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.
Menurut Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27), belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Menurut Snelbeker 1974 dalam Toeti (1992:10)
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman.
Menurut Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Menurut Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Menurut Crow & Crow dan (195 : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
Menurut Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Menurut Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Menurut Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”.
Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan pengembangan potensi tersebut, dengan demikian guru sebagai sutradara seyogianya merencanakan dengan matang skenario dalam RPP agar siswa beraktivitas tinggi melalui penalaran, mencoba, eksplorasi, konjektur, hipotesis, generalisasi, inkuiri, komunikasi, kolaborasi, dan
pemecahan masalah.
Dalam proses pembelajaran hindari prilaku siswa hanya bertindak sebagai penonton dan bersikap menerima. Agar siswa siswa bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran ciptakan suasana kondusif, nyaman dan menyenangkan.
2.2 Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran
2.2.1 Ciri-Ciri Belajar
1. Dari segi proses
• adanya aktivitas ( fisik, mental, emosional )
• melibatkan unsur lingkungan
• bertujuan kearah terjadinya perubahan tingkah laku (behavioral changes)
2. Dari segi hasil
• bersifat relatif tetap
• diperoleh melalui usaha
2.2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran
o Adanya unsur guru
o Adanya unsur siswa
o Adanya aktivitas guru dan siswa
o Adanya interaksi antar guru – siswa
o Bertujuan kearah perubahan tingkah laku siswa
o Proses dan hasilnya terencana/terprogram
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar dan Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran ini merupakan hal-hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipenuhi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, faktor-faktor tersebut yaitu;
• Faktor Guru
1. Kondisi fisik
a. kondisi kesehatan fisik secara umum
b. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi psikis
a. suasana kejiwaan
b. kompetensi (paedagogis, kepribadian, sosial, profesional)
• Faktor Siswa
1. Kondisi Fisik
a. kondisi kesehatan fisik secara umum
b. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi Psikis
bakat, minat, kemampuan, motivasi, situasi kejiwaan
• Faktor Tujuan
1. Kejelasan
2. Urgensi
3. Tingkat kesulitan
4. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
• Faktor Materi
1. Kejelasan
2. Kemenarikan
3. Sistematika
4. Jenis materi
• Faktor Instrumental
1. Kelengkapan
2. Kuantitas
3. Kualitas
4. Kesesuaian
• Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik
Suhu dan kelembapan udara
2. Lingkungan sosial
a. manusia
b. representasi manusia
2.4 Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Jenis tujuan dalam belajar-pembelajaran meliputi :
• Tujuan kurikuler ( standart kompetensi) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang luas
• Tujuan pembelajaran umum (kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang relatif terbatas
• Tujuan pembelajaran khusus (indikator) Menggambarkan perilaku eksternal dalam lingkup yang spesifik
1. TUJUAN BELAJAR
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku terminal, kondisi-kondisi tes, standar perilaku.
Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar. tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang menunjuk pada hasil yang diharapkan dalam belajar. Kondisi-kondisi tes, komponen ini menentukan situasi dimana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal.
Kondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ ujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes. Pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes, misalnya buku sumber. Kedua, tantangan yanng disediakan terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan tes. ketiga, cara menyajikan informasi, misalnya dengan tulisan atau dengan rekaman dll. Tujuan-tujuan belajar yang lengkap seharusnya memuat kondisi-kondisi di mana perilaku akan diuji.
Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat memecah suatu masalah dalam waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuainya dengan teori tertentu.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
Suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:
Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi bermain peran.
Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
2.5 Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa belajar merupakan proses internal siswa dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar.
Dari segi siswa belajar merupakan proses peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor menjadi lebih baik. Dari sigi guru, belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran. Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1) Dinamika siswa dalam belajar
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
o Ranah Kognitif menurut Bloom terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut:
a) Pengetahuan, yaitu mencapai kemempuan ingatan tentang hel yang telah dipelajari dan tersimapan dalam ingatan. Pengetahuan itu brekenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkapn arti dan mekna tentang hal yang dipelajari.
c) Penerapan, mencakup kemempuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program kerja.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya menilai hasil karangan.
Keenam jenis perilaku tersebut bersifat hirarkis, artinya pengetahuan tergolong terendah, dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi. Perilaku terendah merupakan prilaku yang harus dimiliki terlebih dahulusebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi. Misalnya, untuk dapat melakukan analisa suatu masalah, maka siswa harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan penerapan tertentu.
o Ranah Afektif, menurut Krathwohl dan Bloom, terdiri dari lima perilaku sebagai berikut:
a) Penerimaan, yang mnecakup tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasidalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi suatu aturan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c) Penilaian dan penetuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, mengahargai, mengakui, dan menetukan sikap. Mislnya, menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang lain.
d) Organisasi, yang mencakup kemempuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
e) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan disiplin.
Kelima jenis perilaku tersebut tampak tumpang tindih dan juga bermakna kognitif. Bersifat abstrak,dengan “jenis perulaku penerimaan” yang menjadi tingkatan paling rendah dan “jenis perilaku pembentukan pola hidup” sebagai jenis perilaku yang paling tinggi.
o Ranah psikomotor
a) Persepsi, yang mencakup kemamuan memilah-milah atau mendiskriminasikan hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
b) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu geraka atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup kemampuan jasmani dan rohani. Misalnya, posisi start lomba lari.
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari.
d) Gerakan yang tebiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa conth.
e) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan dengan tepat.
f) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pole gerak-gerik dengan persyaratan khususu yang berlaku. Misalnya kemampuan bertanding.
g) Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru berdasarkan prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari kreasi baru.
Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung taraf urutan keterampilan yang berangkaian. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan urutan fase-fase dalam proses belajar motorik yang bersifat hirarkis.
Selain itu, Biggs dan Telfer berpendapat bahwa siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar beradasarkan kondisinya, yaitu:
Kondisi eksternal, terdiri dari:
a) Motivasi instrumental, berarti bahwa siswa belajar kerena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.
b) Motivasi sosial, yaitu siswa belajar untuk menyelenggarakan tugas, dalam hal ini keterlibatan pada tugas yang menonjol.
Kondisi internal, terdiri dari:
a) Motivasi berprestasi
b) Motivasi intrinsik, berarti bahwa belajar karena keinginan sendiri. Pada motivasi instrinsik ini ditemukan sifat perilaku sebagai berikut:
Kualitas keterlibatan siswa dalam belajar sangat tinggi (guru hanya memelihara semangat).
Perasaan dan keterlibatan ranah afektif sangat tinggi (dalam hal ini guru memelihara keterlibatan belajar siswa).
Motivasi intrinsik bersifat memelihara diri sendiri dengan ketiga sifat tersebut berarti guru harus memelihara keterlibatan siswa dalam belajar.
2) Dinamika Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Peran guru dalam suatu proses pembelajar di sekolah tentulah sangat tinggi. Menurut Bigss dan Telfer di antara motivasi belajar siswa ada beberapa motivasi yang dapat diperkuat, misalnya, pada motivasi instrumental, motivasi sosial, dan motivasi berprestasi yang rendah dapat dikoordinasikan secara bersyarat agar terjadi peran belajar siswa. Sedangkan kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar siswa yang paling penting adalah bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta subjek pembelajaran itu sendiri.
a) Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat berupa benda wujud benda dan isi pendidikan yang berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap, dan metode perolehan. Guru memiliki peran penting dalam pemilihan bahan ajar, sehingga guru perlu memiliki pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Apakah bahan ajar sesuai dengan sasaran belajar?
Bagaimanakah tingkat kesukaran bahan belajar bagi siswa?
Apakah isi bahan ajar tersebut menuntut digunakannya strategi belajar mengajar tertentu?
Apakah evaluasi hasil belajar sesuai dengan bahan ajar tersebut?
b) Suasana Belajar
Untuk menunjang tercapainya hasil belajar yang baik, faktor suasana belajar yang nyaman, tenang, menyenangkan sangatlah dibutuhkan. Karena itu kenyamanan suasana belajar yang meliputi kondisi fisik dan non fisik pun harus selalu dijaga dengan baik.
Guru memilki peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa tersebut, dengan beberapa pertimbangan sebaga berikut:
Apakah gedung sekolah membuat kenyamanan dalam belajar?
Apakah suasana pergaulan antar orang tua siswa serta semua komponen sekolah bersifat akrab dan tertib?
Apakah siswa memiliki ruang belajar di rumah?
Apakah siswa memiliki kelompok yang cenderungmerusak pergaulan?
c) Media dan Sumber Belajar
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang dengan pesat di zaman global ini, kita dapat menemukan berbagai media dan suber belajar yang baru dan bermacam-macam dnegan sangat mudah. Dengan media internet misalnya, siswa dapat secara aktif mencari tambahan sumebr materi belajar yang lebih banyak dan luas. Dengan demikian, media internet juga dapat termasuk sebagai media belajar siswa unuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas daripada hanya membaca buku referensi saja.
Beberapa pertimbangan dalam pemanfaatan media dan sumber belajar adalah sebaga berikut:
Apakah media dan sumber belajar tersebut bermanfaat untuk mencapai sasaran belajar?
Apakah isi pengetahuan yang ada di surat kabar, majalah, radio, televisi, museum, dapat dimanfaatkan untuk pokok bahasan tertentu?
Dengan demikian guru dapat membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar di luar sekolah untuk meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasi belajar pun semakin meningkat.
d) Guru sebaga Subyek Pembelajaran
Guru merupakan subyek pembelajaran yang berhubungan langsung dengan siswa dan memiliki peran yang sangat penting dalam acara pembelajaran, yaitu:
o Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap, dan menyeluru.
o Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.
o Bertindak sebagai guru yang mendidik.
o Meningkatkan profesionalitas keguruan.
o Melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar, dan kondisi sekolah.
o Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitatas belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar.
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Dari pembahasan mengenai hakikat belajar dan pembelejaran pada makalah ini, dapat kami tarik beberapa kesimpulan antara lain:
a) Pengertian belajar secara umum adalah aktivitas kearah perubahan tingkahlaku melalui interaksi aktif individu terhadap lingkungan (pengalaman). Selain itu juga terdapat beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yang walaupun relatif berbeda-beda namun pada intinya menitik beratkan pada suatu prosesperubahan perilaku atau tingkahlaku individu ke arah yang lebih baik.
Sedangkan makna pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri siswa.
b) Ciri-ciri belajar yaitu:
1) Dari segi proses:
o adanya aktivitas ( fisik, mental, emosional )
o melibatkan unsur lingkungan
o bertujuan kearah terjadinya perubahan tingkah laku (behavioral changes)
2) Dari segi hasil
o bersifat relatif tetap
o diperoleh melalui usaha
Ciri- ciri Pembelajaran yaitu:
Adanya unsur guru
Adanya unsur siswa
Adanya aktivitas guru dan siswa
Adanya interaksi antar guru – siswa
Bertujuan kearah perubahan tingkah laku siswa
Proses dan hasilnya terencana/terprogram
c) Faktor-faktor Belajar dan Pembelajaran yaitu:
1) Faktor Guru:
1. Kondisi fisik
a. kondisi kesehatan fisik secara umum
b. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi psikis
a. suasana kejiwaan
b. kompetensi (paedagogis, kepribadian, sosial, profesional)
2) Faktor Siswa
1. Kondisi Fisik
a. kondisi kesehatan fisik secara umum
b. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi Psikis
bakat, minat, kemampuan, motivasi, situasi kejiwaan
3) Faktor Tujuan
1. Kejelasan
2. Urgensi
3. Tingkat kesulitan
4. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
4) Faktor Materi
1. Kejelasan
2. Kemenarikan
3. Sistematika
4. Jenis materi
5) Faktor Instrumental
1. Kelengkapan
2. Kuantitas
3. Kualitas
4. Kesesuaian
6) Faktor Lingkungan
1. Lingkungan fisik
Suhu dan kelembapan udara
2. Lingkungan sosial
a. manusia
b. representasi manusia
d) Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Tujuan pembelajaran
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan.
Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.
Guru adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
e) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
1) Dinamika siswa dalam belajar
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
2) Dinamika Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Guru berperan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
Daftar Pustaka
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran
Jakarta: Rineka Cipta
http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=3
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/
http://118.98.214.203/~fileserver/ebook/pragakta2/Belajar-Pembelajaran.ppt
http://rakasmuda.com/new/index.php?option=com_content&view=article&id=56:hakekat-belajar&catid=37:umum&Itemid=37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar